Kalau biasanya liburan keluarga kami isinya cuma main ke mall, Juni 2024 kemarin kami coba sesuatu yang beda: family trekking ke Sentul. Semua berawal dari keinginan suamiku yang pengen mengenalkan alam secara langsung ke anak-anak kami yang usianya 9 dan 13 tahun. Setelah browsing sana-sini, ketemulah beberapa jasa trekking Sentul bareng keluarga, dan ternyata cocok banget untuk kami yang tinggal di Tangerang. Sekarang ada rute tol baru yang memungkinkan langsung ke Sentul tanpa harus muter dulu ke Jakarta. Praktis banget!
Trekking pertama kami dimulai pas liburan sekolah. Karena anak-anak masih kecil, kami pilih rute yang paling mudah — yang ada curug dan aliran sungainya. Suasana hutan yang adem, jalan tanah yang ringan, dan bonusnya: main air di Sungai! Capek jalan langsung hilang pas bisa nyebur bareng di sungai dan berenang di Leuwi (bagian sungai yang lebih dalam). Pokoknya pengalaman pertama ini langsung bikin anak-anak nagih!
Table of Contents
Tentang Lintas Alam Sentul & Wasilah Trekking Sentul
Kami pertama kali kenal dengan Lintas Alam Trekking Sentul lewat Instagram. Suamiku yang nemu akunnya dan langsung kepo karena informasinya lengkap banget—mulai dari pilihan rute, tips perlengkapan, sampai testimoni dari keluarga-keluarga yang sudah pernah ikut. Rasanya makin yakin karena banyak yang bilang tim pemandunya ramah dan jalur trekkingnya aman buat anak-anak.
Waktu trekking kedua, kami baru ngeh kalau Lintas Alam dan Wasilah Trekking Sentul itu kayaknya masih satu grup. Soalnya pas kami booking pertama lewat Lintas Alam, eh pas trip berikutnya kami dikasih pin identitas dari Wasilah Trekking. Ternyata mereka memang saling terhubung dan profesional banget dalam mengatur peserta, apalagi kalau bawa keluarga.
Satu hal yang bikin kami nyaman banget, sistemnya tuh fleksibel. Minimal peserta hanya 3 orang. Kalau kamu pergi bareng 2 keluarga dengan total 6 sampai 9 orang—apalagi kalau bawa anak-anak—biasanya jumlah guidenya ditambah jadi 2 orang, jadi tetap aman dan terpantau. Anak-anak juga jadi lebih diperhatikan selama perjalanan.
Mau trekking kapan aja juga bisa, karena mereka buka setiap hari, weekday maupun weekend. Asyiknya lagi, usia minimal peserta itu hanya 3 tahun, jadi cocok buat yang ingin mengenalkan alam sejak dini ke anak-anak. Pilihan rutenya pun banyak banget, bisa disesuaikan sama stamina dan usia peserta.
Dari segi harga juga bersahabat kok, mulai dari Rp160.000 per orang sudah termasuk guide dan dokumentasi. Worth it banget untuk pengalaman seru bareng keluarga di alam terbuka.

Fasilitas yang didapatkan:
• Tiket masuk ke area trekking
• Private Trekking (Tidak digabung)
• Pemandu profesional (bersertifikat BNSP)
• Air mineral 600ml/orang
• Tongkat trekking (dipinjamkan)
• Dokumentasi foto dan video
• Jas hujan (jika hujan)
• Kontribusi daerah
• Rute trekking dan hiking
• Izin wilayah
• Tercover 2 Asuransi (Wisata & Perjalanan)
Untuk urusan booking juga gampang banget. Tinggal hubungi mereka via WhatsApp (link WA-nya ada di bio Instagram), atau langsung booking lewat website resmi mereka:
Suamiku waktu itu hanya bayar DP, dan pelunasan dilakukan setelah trekking selesai. Sistemnya fleksibel dan transparan. Jangan lupa juga kasih tips untuk pemandunya ya, apalagi kalau mereka sudah bantuin dokumentasi dan ngejaga mood anak-anak sepanjang perjalanan.
Paket A – Trekking ke Curug Leuwi Asih
Trekking ke Curug Leuwi Asih ini adalah trekking kedua kami, karena trekking pertama dan ketiga kami ke leuwi hejo. Dari segi medan, rute ini termasuk kategori EASY, cocok banget untuk pemula, keluarga dengan anak kecil, atau yang lagi pengen santai tanpa terlalu ngos-ngosan. Durasi trekking sekitar 2–4 jam, tergantung seberapa sering kamu berhenti untuk istirahat atau main air di sungai.
Seperti biasa, kami bertemu dengan pemandu di Bundaran JungleLand, lalu guide akan memandu mobil kami sampai ke lokasi parkir awal trekking. Lokasi Curug Leuwi Asih ini sebenarnya lebih dekat dibandingkan Leuwi Hejo—karena kalau ke Leuwi Hejo, kamu bahkan harus melewati area Leuwi Asih dulu.
Karena jalurnya cukup mudah, kali ini kami dipandu oleh pemandu perempuan yang ramah dan helpful banget. Rutenya cukup beragam: mulai dari menuruni bukit, melewati persawahan hijau, menyeberangi sungai kecil, lalu naik ke bukit, dan turun lagi sampai akhirnya tiba di Curug Leuwi Asih yang jadi titik akhir untuk bermain air. Di sekitar area sungai juga tersedia warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Aku sendiri sempat duduk santai sambil makan Indomie dan minum teh hangat sambil nunggu anak-anak main air—dan view-nya langsung ke sungai. Healing banget!

Pemandangan dari atas bukit juga luar biasa. Waktu itu kondisi badanku agak kurang fit, jadi aku sempat beberapa kali berhenti buat minum dan ambil napas. Tapi alhamdulillah, cuaca cerah sepanjang trekking bikin perjalanan jadi tetap nyaman, dan jalur nggak licin sama sekali.
Di tengah perjalanan, kami sempat lihat anak-anak lokal alias akamsi yang lagi main-main di bukit. Mereka luar biasa tangguh—jalan di medan begini cuma pakai sandal jepit, dan nggak bawa bekal apa pun. Bikin takjub sekaligus gemas lihat semangatnya.
Nah, buat kamu yang mau coba rute trekking Curug Leuwi Asih, ini beberapa tips tambahan:
- Jalur ini cocok banget buat pemula atau keluarga dengan anak-anak usia 3 tahun ke atas.
- Bawa air minum sendiri dan sandal cadangan kalau anak-anak mau main air.
- Kalau kamu nggak mau langsung pulang, ada juga penginapan dan glamping cantik di sekitar Curug Leuwi Asih yang bisa dicoba!
Berikut beberapa pilihan penginapan di Leuwi Asih Sentul yang bisa kamu pertimbangkan:
- Goes Camp Sentul Campground
Terletak hanya 50 meter dari Curug Leuwi Asih. Di sini tersedia area outbound, kamar berkonsep kemah, dan fasilitas api unggun. Cocok buat yang ingin glamping tapi tetap dekat dengan alam. - Saung Baheula
Tempat glamping nyaman dengan fasilitas lengkap, dan akses yang mudah ke Curug Leuwi Asih. Cocok untuk short escape bareng keluarga kecil. - Landeuh Village Riverside
Menawarkan glamping dan villa cabin di pinggir sungai. Pemandangan ke arah Curug Leuwi Asih bikin suasana makin tenang dan sejuk—pas banget buat quality time tanpa gadget.
Kalau kamu lagi cari tempat healing murah meriah di Sentul, rute trekking Leuwi Asih ini bisa jadi pilihan terbaik. Jalurnya aman, banyak tempat istirahat, dan cocok untuk semua usia.
Tips: Kalau kamu baru pertama kali trekking atau bawa anak-anak kecil, rute ini sangat direkomendasikan. Jalurnya aman, banyak spot istirahat, dan bisa jadi momen bonding keluarga yang menyenangkan tanpa harus ngos-ngosan berlebihan. Karena jalurnya landai dan tidak terlalu melewati banyak air, kamu cukup pakai sepatu sandal saja.
Paket B – Trekking ke Curug Leuwi Hejo
Kalau kamu cari rute trekking di Sentul yang cocok buat keluarga tapi tetap menantang, Paket B alias trekking ke Curug Leuwi Hejo ini bisa jadi pilihan menarik. Rutenya sebenarnya nggak terlalu ekstrem, tapi cukup panjang karena bisa sekaligus mampir ke beberapa spot cantik: mulai dari Leuwi Benjol, Leuwi Hejo, Curug Barong, Leuwi Cepet, sampai Leuwi Lieuk. Tapi ya itu… kalau kuat dan waktunya cukup.
Begitu sampai, guide-nya langsung menjelaskan alur perjalanan dan fasilitas yang kami dapat. Enaknya sih, semuanya santai dan fleksibel. Kalau capek, bisa istirahat lama. Nggak ada paksaan untuk harus menyelesaikan semua titik tujuan.

Sebelum mulai trekking, kami diajak doa bareng dan stretching ringan. Kami juga dipinjami trekking pole, dikasih pin identitas, dan diberi arahan singkat. Rute awal menyusuri pemukiman warga, dan sepanjang jalan, kami diperkenalkan dengan macam-macam tanaman lokal—dari cengkeh, kopi, sampai sereh gosok. Seru banget buat anak-anak karena bisa sambil belajar langsung di alam.
Ada satu kejadian lucu sekaligus apes: sepatu anakku jebol di tengah jalan—baru juga seperempat perjalanan! Akhirnya dia lanjut trekking pakai sepatu tanpa sol, lalu aku belikan sandal jepit di warung sekitar leuwi. Jadi makin mirip anak kampung sini alias akamsi, hahaha!
Uniknya lagi, di perjalanan pulang kami sempat berpapasan dengan beberapa ekor kera liar yang lagi mencari makan di atas pohon. Anak-anak senang banget bisa lihat hewan langsung di habitatnya. Dan pas trekking kedua, kami nggak ketemu kera, tapi malah nemu seekor kalajengking warna biru di jalan setapak! Untungnya guide sigap dan anak-anak tetap aman. Jadi selain main air, kami juga semacam “live safari” kecil selama perjalanan.
Di trekking kedua ini kami lebih siap. Bawa sandal cadangan dan start agak siangan, sekitar jam 10 pagi. Walau nggak mampir ke Curug Barong karena banyak batu besar (kurang cocok buat anak-anak), kami puas banget main air di Leuwi Cepet dan Leuwi Lieuk. Spotnya bersih, airnya seger, dan banyak tempat teduh buat istirahat.
Oh ya, jangan takut kelaparan selama trekking. Di sepanjang jalur banyak warung kecil milik warga lokal yang jualan air mineral, kopi, Indomie, dan gorengan dengan harga yang masih masuk akal, meskipun ini area wisata. Pas selesai trekking pun kami dipandu balik lagi ke titik awal ketemuan di JungleLand.
Trekking ini benar-benar gabungan antara olahraga ringan, eksplorasi alam, main air, dan quality time bareng keluarga. Buatku pribadi, Curug Leuwi Hejo jadi salah satu rute trekking Sentul paling berkesan karena penuh cerita dan kejutan.
Perlengkapan yang Wajib Dibawa Saat Trekking Keluarga
- Pakaian cepat kering: seperti kaos dry fit, celana parasut, atau jaket UV agar tetap nyaman walau basah atau berkeringat
- Sepatu atau sandal trekking: pilih yang nyaman dan tahan air karena akan banyak jalur licin dan basah
- Air minum dan camilan ringan: bawa botol minum sendiri, plus snack seperti roti, biskuit, atau granola bar
- Pakaian ganti: penting banget kalau anak-anak ingin main air di curug atau sungai
- Topi dan sunblock: untuk melindungi dari panas matahari saat trekking
- Obat pribadi: seperti obat alergi, minyak kayu putih, inhaler, atau obat lainnya yang biasa dibutuhkan
- Pelindung HP tahan air / plastik HP: supaya gadget aman dari cipratan air saat foto-foto di tengah alam
Tips Trekking Aman & Nyaman Bareng Anak-anak
Trekking bareng anak-anak memang seru, tapi tetap perlu persiapan supaya perjalanan tetap aman dan menyenangkan. Usia minimal anak untuk ikut trekking adalah 3 tahun, tapi berdasarkan pengalaman, akan jauh lebih nyaman kalau anak sudah masuk SD—sekitar umur 7 atau 8 tahun—karena mereka sudah bisa jalan jauh tanpa drama minta gendong.
Supaya mood anak tetap happy selama di jalur, pastikan bawa camilan sehat seperti roti, pisang, atau minuman favorit mereka. Jangan lupa juga untuk menjaga ritme jalan, nggak perlu terburu-buru—istirahat secukupnya sangat membantu menjaga stamina dan semangat anak. Kalau trekking bareng anak, biasanya guide akan lebih perhatian dan sigap dalam membantu, jadi kamu nggak perlu terlalu khawatir. Anak-anak juga bisa membawa tas kecil mereka sendiri yang berisi air minum agar merasa lebih mandiri dan semangat mengikuti kegiatan.
Kenangan Seru, Mau Ulang Lagi!
Setelah beberapa kali trekking bareng keluarga, yang paling bikin bahagia tentu melihat anak-anak happy. Khususnya anakku yang kedua—karena dia memang tipe petualang banget, jadi tiap jalan rasanya excited terus. Beda cerita dengan anak pertamaku yang udah remaja, 13 tahun—dia lebih santai dan nggak terlalu antusias, tapi tetap ikut dan nggak ngeluh. Suami? Wah, dia yang paling semangat! Kalau aku sendiri sih suka, tapi ya jujur aja… setelah trekking badan langsung remuk redam. Paha sampai betis pegal semua! Untungnya aku selalu siap bawa Neurobion Forte warna pink dan Hotin Cream—malam setelah trekking langsung dipakai, jadi bisa tidur nyenyak dan besoknya nggak terlalu lemas. Biasanya sih pegal-pegal baru hilang total di hari kedua, jadi sabar aja ya.
Rute selanjutnya yang kami incar mungkin ke Curug Bidadari. Katanya view-nya cantik dan cocok juga buat keluarga. Jadi penasaran!
Kalau kamu juga lagi cari liburan yang sehat, seru, dan bisa dinikmati bareng keluarga, trekking Sentul wajib banget dicoba! Siapa tahu, kamu juga ketagihan seperti kami.