Pada tanggal 5 Agustus lalu, aku membeli seekor anak kucing yang kemudian aku beri nama Orca. Perjalanan Orca dari Karawang menuju Tangerang diwarnai rasa cemas, terutama setelah mendengar beberapa cerita kurang menyenangkan dari pembeli lain.
Sesampainya di rumah, Orca tampak lincah, namun keesokan harinya ia mulai menunjukkan gejala sakit: tidak mau makan, lemas, dan badannya panas. Awalnya aku khawatir ini adalah keracunan obat tetes telinga yang sempat aku berikan untuk mengobati kutu telinga.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, aku yakin daya tahan tubuh Orca melemah akibat kelamaan di jalan dan akhirnya dia sakit. Dengan pertimbangan bahwa perawatan di rumah bisa lebih intensif dan minim risiko tertular virus lain di klinik, aku memutuskan untuk merawatnya sendiri. Pengalaman ini mengajarkan aku bahwa kunci utama merawat anak kucing yang sakit adalah kesabaran, ketelatenan, dan tentunya, banyak berdoa.
Pengobatan Virus Calici Mandiri di Rumah
Memutuskan untuk merawat Orca di rumah, aku memanfaatkan pengalaman dan resep obat dari dokter hewan yang pernah aku gunakan untuk anak kucingku sebelumnya. Dengan berat badan Orca yang tidak jauh berbeda, aku menyiapkan serangkaian obat dan suplemen untuk melawan virus Calici.
Obat-obatan dan Suplemen yang Digunakan

Berikut adalah daftar obat dan suplemen yang aku berikan kepada Orca:
- Yusimox (Amoxicillin): Antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder.
- Pedialyte: Cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
- Transfer Factor TRI: Suplemen peningkat kekebalan tubuh (imun booster) untuk manusia yang aman dan efektif untuk kucing.
- Curcuma Plus: Suplemen penambah nafsu makan.
- Kenalog in Orabase: Obat oles untuk sariawan.
- Vita D2: Digunakan sebagai pertolongan pertama sebelum antibiotik dan setelah antibiotik habis.






Dosis dan Jadwal Pemberian Obat
Pemberian obat dan makanan harus tepat waktu dan sesuai takaran agar efektif. Berikut adalah panduan yang aku terapkan:
- Wet Food (Nature Bridge Recovery): Berikan 1 sendok teh yang dicampur sedikit Pedialyte agar teksturnya lebih encer. Berikan sedikit tapi sering. Setelah kemasan dibuka, tutup rapat dan masukan ke kulkas.
- Yusimox: Campur dengan air matang hingga 60ml. Berikan 0.4ml, dua kali sehari dengan jeda 12 jam. Antibiotik ini juga harus disimpan di kulkas. Untuk kucing dewasa, dosisnya berbeda dan harus konsultasi dokter hewan terlebih dulu ya.
- Pedialyte: Berikan 2ml setiap 2 jam sekali selama 4-5 hari pertama untuk menjaga hidrasi. Setelah dibuka, langsung masukan ke kulkas dan bisa digunakan selama maksimal 6 hari. Jika rasanya sudah berubah tidak enak dan ada baunya, cairan ini sudah tidak bisa digunakan.
- Transfer Factor TRI: Berikan 1 tablet setiap pagi dan sore setelah makan. Bisa dicampurkan ke makanan atau dilarutkan dalam air.
- Curcuma Plus: Berikan 0.2ml setiap pagi dan sore setelah makan. Untuk kucing dewasa dosisnya 0.5ml.
- Kenalog in Orabase: Oleskan tipis menggunakan cotton bud pada area sariawan seperti gusi dan lidah yang terluka, dua kali sehari. Hentikan setelah 3 hari jika kondisi membaik.
Jadwal Pengobatan:
- 06.00 – makan NB dan minum pedialyte
- 07.00 – transfer factor 1 tablet
- 08.00 – antibiotik
- 09.00 – menjemur kucing di luar agar terkena cahaya matahari
- 09.30 – curcuma
- 10.00 – kenalog
- 11.00 – makan & minum
- 13.00 – makan & minum
- 16.00 – Transfer factor
- 17.00 – curcuma
- 18.00 – makan & minum
- 20.00 – antibiotik
- 21.00 – kenalog
- 23.00 – minum Pedialyte
- 01.00 – minum Pedialyte
- 04.00 – minum Pedialyte
Untuk menjaga konsistensi, aku membuat jadwal ketat yang harus diikuti selama masa pengobatan. Ini sangat membantu memastikan Orca mendapatkan nutrisi dan obat yang dibutuhkan tepat waktu.
Perawatan Orca bukanlah perjalanan yang mudah; ini adalah pertarungan yang menuntut seluruh perhatian dan ketabahan. Setiap hari terasa seperti ujian, di mana aku harus menyeimbangkan harapan dengan kenyataan pahit bahwa kondisinya bisa memburuk kapan saja.

Jadwal Pemulihan Orca, Hari per Hari
- Hari ke-1: Orca hanya tergeletak lemas. Matanya sayu dan badannya terasa panas. Ia menolak semua makanan dan minuman yang aku berikan. Aku sadar, dehidrasi adalah musuh utama, sehingga aku memberikan Vita D2 sebagai pertolongan pertama, sambil terus berusaha menyuapinya dengan sedikit air agar ia tidak kehilangan cairan.
- Hari ke-2: Ini menjadi awal pertarungan sesungguhnya. Aku mulai memberikan antibiotik, Pedialyte, dan Curcuma sesuai dosis yang sudah aku siapkan. Malam itu, aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku memasang alarm setiap dua jam untuk memastikan Orca tetap terhidrasi. Aku menyadari betapa pentingnya pawrent dalam masa kritis seperti ini.
- Hari ke-3: Tanda-tanda virus Calici semakin nyata. Mulut Orca mengeluarkan air liur yang berbau tak sedap, hidungnya pun mulai berair. Tanteku memberitahu untuk membeli obat sariawan Kenalog. Harganya memang tidak murah, sekitar Rp 84.000. Aku juga sudah membeli Transfer Factor dan kemudian memberikan setekah makan untuk memperkuat imunnya.
- Hari ke-4 & ke-5: Keajaiban mulai muncul. Walaupun masih lemas, Orca mulai menunjukkan tanda-tanda kemandirian. Ia sudah bisa berjalan menuju litter box dan buang air besar, meskipun teksturnya masih keras. Itu adalah momen kecil yang sangat berarti, seakan memberitahuku bahwa ia sedang berjuang.
- Hari ke-6: Ini adalah hari yang paling melegakan. Pileknya sudah hilang! Bahkan, dengan sisa-sisa sariawan, Orca sudah bisa makan sendiri. Melihat ia mengunyah makanannya lagi adalah hal yang paling membahagiakan. Di hari itu, aku memberikannya Vita D2 terakhir karena antibiotik sudah habis.
- Hari ke-7: Puncak dari perjuangan ini adalah saat aku membawanya kembali ke dokter hewan. Kondisinya sudah jauh lebih baik, pileknya sudah hilang tetapi sariawannya masih ada. Dokter juga meresepkan suplemen imun tambahan untuk memastikan pemulihan total. Walaupun suaranya masih menghilang, Orca sudah kembali aktif dan lincah seperti sedia kala.

Virus calici memang tidak memiliki obat spesifik. Senjata utama untuk melawannya adalah sistem kekebalan tubuh kucing itu sendiri. Maka dari itu, salah satu hal terpenting yang bisa kita lakukan sebagai pemilik adalah memberikan dukungan moral. Ajaklah ia bicara, bisikkan kata-kata penyemangat, dan peluk dia sering-sering. Dengan begitu, ia akan merasa dicintai dan tidak berjuang sendirian. Kasih sayang kita adalah vitamin terbaik yang tidak ada di apotek.
Aku harap pengalamanku ini bisa menjadi panduan yang berguna bagi teman-teman yang sedang merawat kucingnya di rumah. Ingat, keputusan untuk merawat secara mandiri butuh komitmen besar. Pastikan kamu punya waktu dan energi yang cukup, karena masa kritis virus ini biasanya berlangsung sekitar 4-5 hari, tergantung daya tahan tubuh kucing. Kesabaran dan ketelatenanmu akan sangat menentukan proses pemulihannya.
Sebagai pertolongan pertama, jika kucingmu mulai lemas, lesu, dan tidak mau makan, segera suapi ia dengan wet food recovery seperti merek Nature Bridge atau Royal Canin. Berikan juga cairan elektrolit seperti Pedialyte atau air kelapa muda untuk mencegah dehidrasi. Langkah darurat ini sangat penting. Setelah itu, segera bawa ke dokter hewan keesokan harinya untuk pemeriksaan menyeluruh.
Tanteku juga menyuruh menggunakan obat kapsul ajaib dari Monmonoko, tapi berhubung hari ke-5 obatnya baru datang dan Orca sudah membaik, sehingga aku tidak menggunakan obat tersebut.