Selamat Tinggal Hawkhost, Hallo Verpex: Cerita Migrasi Hosting Karena Malware

Beberapa minggu lalu aku dibuat pusing karena blogku tiba-tiba sepi pengunjung. Biasanya sih nggak sampai nol banget. Insting pertamaku langsung bilang: “Wah, jangan-jangan ada masalah di server atau lebih parah, kena malware.”

Ternyata benar. Pas aku buka URL blogku di browser, alih-alih muncul halaman blog seperti biasa, malah muncul popup iklan aneh yang langsung redirect ke situs lain. Rasanya kayak rumah yang dibobol maling dan semua pintu dibuka lebar-lebar.

Malware Menyerang Blogku

Aku langsung kontak tim support Hawkhost, hosting yang sudah kupakai lebih dari 10 tahun. Mereka bantu cek dan konfirmasi kalau memang ada script jahat menyusup di file-file blogku hingga kesemua postingan. Sayangnya, kode malware-nya sudah menyebar terlalu dalam, sampai akhirnya mereka menyarankan aku untuk install ulang WordPress dari awal.

Yap. Fresh install. Berarti semua plugin, setting, dan sebagian konten harus mulai dari nol lagi.

Hawkhost: Hosting Lama yang Akhirnya Ditinggalkan

Sebenarnya aku sudah lama pakai Hawkhost, bahkan sejak awal ngeblog. Selama bertahun-tahun, layanannya cukup stabil. Tapi entah kenapa, setahun terakhir ini mulai sering bermasalah. Mulai dari server lambat, akses CPanel yang dibatasi waktu, sampai urusan malware ini.

Tadinya aku sengaja tetap pakai dua hosting berbeda untuk memisahkan beberapa websitenya. Tapi ternyata… ribet juga kalau keduanya mulai bermasalah.

Verpex: Hosting Baru yang Lebih Ringan dan Cepat

Aku sempat langganan Sharkhosting—paketnya dibayar langsung untuk 3 tahun. Setelah beberapa tahun, sharkhosting diakuisisi oleh Verpex pada tahun 2021. Kekurangan dari hosting ini terbatas hanya untuk 5 website..

Waktu blogku yang satu (brilliantyrizky.com) aku pindahkan ke Verpex, aku langsung scan pakai Sucuri dan hasilnya bersih dari malware. Jadi makin yakin untuk sekalian pindahkan semua website ke sana.

Kenapa Aku Akhirnya Meninggalkan Hawkhost?

Ada beberapa alasan utama kenapa aku akhirnya mutusin buat migrasi:

  1. Akses CPanel dibatasi waktunya, jadi kalau lagi setting atau upload file suka tiba-tiba logout.
  2. Website terdeteksi medium risk saat dicek di Sucuri. Rasanya nggak tenang banget setiap buka dashboard blog.
  3. Punya dua hosting di tengah ekonomi sekarang? Rasanya boros. Mending fokus satu hosting tapi yang performanya bagus.

Cara Migrasi Website ke Hosting Baru

Untuk website brilliantyrizky.com, prosesnya nggak terlalu ribet. Aku cukup pindahkan semua file, import database lama, dan sesuaikan setting. Hasilnya? Blog langsung jalan seperti biasa tanpa perlu install ulang.

Tapi untuk antie.info, keadaannya lebih parah. Aku terpaksa install fresh WordPress dan semua postingan lama hilang. Sebenarnya bisa saja sih aku import postingan lama, cuma aku takut kalau masih ada script malware yang tertinggal di postingan lama. Plugin dan konten lainnya aku rebuild pelan-pelan. Alhamdulillah, setelah semua selesai, hasil scan menunjukkan status low risk. Lega!

Goodbye Drama, Welcome Fresh Start

Migrasi hosting memang bukan hal yang menyenangkan, apalagi kalau alasannya karena blog kena malware. Tapi dari pengalaman ini aku jadi belajar banyak soal keamanan website dan pentingnya punya hosting yang benar-benar bisa diandalkan.

Buat kamu yang juga mulai ngerasa hosting lamanya sering bermasalah, coba deh pertimbangkan untuk pindah. Nggak cuma soal kecepatan, tapi juga kenyamanan dan keamanan.

Segitu dulu cerita migrasi hostingku kali ini. Nanti aku bakal share plugin-plugin wajib yang kupakai di tahun 2025.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *