Akhirnya aku dan suami mendapatkan jawaban mengapa tinggi dan berat badan anak bungsu kami tidak juga mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sempat khawatir kalau anak kami stunting semenjak banyaknya sosialisasi mengenai pencegahan stunting oleh teman-teman blogger. Namun setelah melihat histori kebelakang, gizi anak terpenuhi dengan sangat cukup dan baik. Lalu apa penyebabnya anak 7 tahun kami, fisiknya masih terlihat seperti usia 5 tahun?
Konsultasi ke Dokter Anak untuk Tes Mantoux
3 bulan lalu aku sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk konsultasi ke dokter anak karena berat badan anak bungsuku tidak juga mengalami kenaikan.
Sepengetahuanku, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Aku menceritakan semuanya kepada dokter mengapa berat badan anakku tidak ada kenaikan padahal tidak ada masalah dengan nafsu makannya, gizi tercukupi, tidak ada gerakan tutup mulut tidak mau makan (GTM) dan juga sudah mengkonsumsi susu tinggi kalori yang biasanya direkomendasikan DSA untuk program penambahan BB.
Dokter kemudian menjadwalkan untuk pertemuan berikutnya dilakukan tes mantoux untuk mengetahui apakah anak terkena TB atau tidak. Butuh waktu 3 bulan sejak pertemuan terakhir dengan dokter hingga berhasil melakukan tes ini karena obat tes mantoux dan obat TB anak sedang kosong dihampir semua rumah sakit di Tangerang.
Selama rentang waktu 3 bulan menunggu itu, BB anakku tidak ada kenaikan. Ini sungguh bikin frustasi para orangtua. Hal yang bikin aku dan suami shock adalah ketika hasil tesnya positif. Yah, walaupun sebelumnya kami sudah prepare kalau amit-amit hasilnya positif. Dan benar saja hasilnya beneran positif TB.
Kapan harus melakukan tes Mantoux?
Sebenarnya aku curiga sejak anakku usia 5 tahun perkembangan badannya tidak seperti anak-anak seusianya. Usaha pun dilakukan maksimal sampai usia anakku 6,5 tahun. Saat masuk SD, baru terlihat jelas kalau anakku berbeda. Usia hampir 7 tahun tetapi seperti anak usia 4 tahun.
Beberapa gejala yang dialami anakku adalah:
- Demam bisa berulang meski tidak mencapai suhu yang tinggi. Biasanya badan anak selalu hangat, kalau orang jawa bilangnya sumer. Suhu tubuhnya selalu diatas 37,5 hingga 37,8. Tetapi pemberian paracetamol tidak aku berikan karena biasanya suhu tubuhnya akan turun sendiri.
- Berat badan anak tidak naik selama 2 bulan berturut-turut.
- Anak lesu, lunglai walaupun tetap aktif.
- Anakku pernah atau sering kontak langsung yang kemungkinan penderita TB (tertular dari ARTku).
Kami sekeluarga (aku, suami dan anak sulung) akan melakukan screening TB dalam minggu ini agar pengobatan bisa berjalan maksimal. Aku dan suami sampai bertanya-tanya, bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, tidak tahu dan anak-anaknya tidak melakukan pengobatan TB? Apa yang terjadi jika TB tidak diobati? Bagaimana dengan pertumbuhan mereka?
Kesimpulan
TB ini sangat pengaruh dengan tumbuh kembang anak. Bagaimana tidak, sebanyak apapun makanan yang masuk ke dalam tubuh, tidak akan bisa terserap maksimal. Kadang juga menyesali, kenapa tidak konsultasi sejak 2 tahun lalu? Tapi nasi sudah jadi bubur, tinggal tambah krupuk dan kecap saja.
Jadi, jika anakmu mengalami tanda-tanda yang kurang lebih sama seperti anakku, maka overthinking mungkin perlu. Hehehe.. Jangan terlalu santai dengan mengatakan kalau anak mungil karena “perawakan” atau “genetik” jika segala cara untuk menambah BB anak sudah dilakukan tetapi hasilnya belum maksimal.
3 comments
Semoga dimudahkan dan dilancarkan ya pengobatan TB-nya. Kaget, ternyata ketularan dari orang yg tak disangka?
Kirain kalo TB itu hanya dari kluarga yg ada smokernya, ternyata enggak.
Ada sepupu dulu waktu SD kena TB dan emang badannya relatif lebih mungil. Kudu telaten ngobatinnya dan sampai ke dokjter yg ada di ibu kota provinsi, kalo telat sekali berobat kudu ngulang dari awal ya?
Semoga lekas sehat dan tumbuh dengan bahagia ya dedeek.
Noted nih, jika tidak tambah berat badan selama 2 bulan harus dicek ke dokter ya kak. Ya, masa kecil harus diperhatikan kandungan gizinya ya agar tumbuh kembang anak menjadi semakin sehat.
Keponakan ku juga mengalami TB di masa Balita mba, gara2nya sering muter-muter pakai motor (duduk di depan) hampir setiap pagi sblm ortunya bekerja. Alhamdulillah terdeteksi cepat dan dapat pengobatan sesuai kebutuhan. Setelah TB teratasi, si anak jadi doyan makan..hingga kini (hampir lulus kuliah) tdk bermasalah lagi dg TB. Semoga pengobatan ananda lancar ya mba..
Comments are closed.