Skenario Jika Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Jadi Dilaksanakan di Tangerang

Hari ini 2 Januari 2021, beberapa sekolah di Indonesia mungkin mengadakan meeting dengan wali murid mengenai kepastian apakah pembelajaran tatap muka di sekolah sudah bisa dilaksanakan atau belum. Sebenarnya aku sudah tahu bahwa Gubernur Banten dan Walikota Kota Tangerang secara resmi BELUM MENGIJINKAN kegiatan belajar mengajar di sekolah secara luring dilakukan sampai batas waktu yang ditentukan.

Persiapan Sekolah Menghadapi New Normal

Namun begitu, sekolah anakku sudah mempersiapkan skenario apabila pada akhirnya sekolah sudah diijinkan dibuka saat pandemi covid-19. Beberapa poin yang aku tangkap dari online meeting tadi:

  1. Sekolah dibantu oleh gugus tugas covid untuk melakukan pengawasan.
  2. Sekolah menambah jumlah wastafel. Beberapa wastafel berada di dekat gerbang sekolah dan masing-masing kelas memiliki wastafel sendiri.
  3. Tata ruang kelas sudah diubah sedemikian rupa untuk pembelajaran tatap muka. Jumlah meja dan kursi dikurangi serta jaraknya diatur agar tidak berdekatan.
  4. Pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker dan selalu mencuci tangan wajib dilakukan selama di sekolah. Tidak ada lagi salim atau mencium tangan guru di sekolah untuk mengurangi kontak fisik.
  5. Membawa bekal makan dan peralatan sholat sendiri. Tidak diperkenankan jajan di luar sekolah.
  6. Satu kelas dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 6-7 orang.
  7. Pembelajaran tatap muka sifatnya tidak memaksa. Apabila ada walimurid yang keberatan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka, maka anak akan belajar di rumah secara PJJ. Pembelajaran jarak jauh di sekolah anakku sifatnya fleksible menyesuaikan waktu orangtua dan tidak memberatkan. Materi diberikan dalam bentuk video dan peran orangtua di rumah yang mengajari anak-anaknya. Tugas dikirimkan melalui whatsapp.
  8. Jika walimurid mengijinkan anaknya melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, maka walimurid dapat mengisi form yang menyatakan bahwa anak mereka diijinkan ikut KBM di sekolah dan kondisi kesehatan anak mereka saat itu. Tidak semua anak akan diijinkan mengikuti pembelajaran di sekolah, hanya anak-anak yang sudah lolos seleksi.
  9. Anak-anak yang sudah mengisi form untuk ikut belajar di sekolah dan lolos seleksi akan mendapatkan jadwal berupa hari dan tanggal kapan mereka bisa belajar di sekolah.
  10. Jika ada anak kedapatan sedang kurang sehat saat jadwalnya masuk, maka dia tidak akan diijinkan masuk ke sekolah atau ketika sudah di sekolah akan langsung dipulangkan kepada orangtuanya.
Baca Juga:  MOS/OSPEK di Indonesia vs di Luar Negri

Persiapan Orangtua Menghadapi Anak Masuk Sekolah Saat New Normal

Aku yakin masih banyak orangtua yang khawatir anaknya masuk sekolah untuk saat sekarang, terutama bagi yang berdomisili di JABODETABEK dimana kasus Covid-19 di sini tinggi sekali. Tapi bagi beberapa kota di daerah yang kasus covidnya tidak terlalu banyak, ya tentu saja sekolah bisa dibuka.

Pendapatku mengenai sekolah yang nantinya entah kapan dibuka ini (mungkin saat tahun ajaran baru):

  1. Aku tidak terlalu khawatir tentang disiplin 3M saat nanti anakku di sekolah karena selama 9 bulan ini anakku sudah aku latih untuk selalu disiplin pakai masker saat bermain dengan temannya, pulang ke rumah atau setiap dari luar selalu cuci tangan dan kaki pakai sabun, serta tidak dekat-dekat dengan temannya saat bermain. Justru yang aku khawatirkan adalah teman-temannya di sekolah. Semoga dengan adanya skenario dalam 1 kelas hanya maksimal 8 orang, guru bisa dengan ketat mengawasi murid-muridnya selama di sekolah.
  2. Untuk anak keduaku yang masih TK A, sepertinya aku terpaksa untuk tidak melanjutkan ke TK B dan memutuskan 1 tahun kedepan homeschooling saja. Toh tidak ada urgensinya juga anak TK datang ke sekolah, ya kan?
  3. Selama ini anak pertamaku ikut antar jemput saat berangkat ke sekolah karena aku tidak bisa mengantarnya sendiri. Jika pembelajaran tatap muka di sekolah kembali dimulai, sepertinya aku terpaksa menggunakan jasa gojek. Aku sih berharap suamiku masih WFH-WFO sehingga ada yang mengantar jemput anakku ke sekolah.
Baca Juga:  Outsourcing Tidak Diperbolehkan, Tenaga Kerja Diganti Mesin. Apakah Ini Solusi?

Jujur saja sih, aku kesulitan mengatur waktu mengajari 2 anak sekaligus di rumah serta membagi waktu dengan pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga tanpa ART. Hal ini berbeda dengan mengajari anak sebelum pandemi. Jika dulu aku hanya mengulang kembali materi yang sudah diajarkan oleh guru di kelas, sekarang aku harus menyampaikan sendiri materi pembelajaran yang baru. Rasanya tuh wow, seperti menjadi IRON MEN!

Belum lagi tugas saat anak saat PJJ yang lumayan makan banyak waktu. Rasanya 24 jam sebagai ibu rumah tangga (IRT) itu kurang dan bikin stress. Anak-anak juga tidak bisa diajak kerja sama, maunya main gadget terus kan bikin sebel kita sebagai orangtua.

Kesimpulan

Jadi… aku setuju saja sih jika tahun depan anak pertamaku yang nanti kelas 4 SD sudah mengikuti kegiatan tatap muka di sekolah. Dengan syarat ya sekolah harus benar-benar menerapkan skenario new normal yang tadi sudah dipaparkan melalui zoom meeting. So far aku melihat kesiapan sekolah anakku yang SD cukup baik dan meyakinkan ya dibandingkan dengan sekolah adiknya.

Baca Juga:  Penipuan Sedot Pulsa Berkedok Audisi Telpon ke 52000

UPDATE Maret 2021

Sekolah sudah dibuka kembali dan anak-anak sudah ke sekolah seminggu sekali sesuai jadwal. 1 kelas maksimal 7-8 orang dengan pengaturan tempat duduk jarak 1 meter. Masuk sekolah ini sifatnya TIDAK WAJIB. Bagi siswa yang tidak mau atau tidak bisa datang ke sekolah, masih bisa mengikuti materi yang disampaikan melalui onine meeting. Waktu kedatangan dan kepulangan siswa pun diatur. Kelas 1-3 pukul 07.30-12.30 sedangkan kelas 4-6 pukul 07.00-12.00 Pelajaran yang didapatkan siswa antara lain: BTQ, bahasa inggris, matematika dan sholat berjamaah di musholla.

Nah, kalau kamu bagaimana? Mungkin ada yang tidak setuju apabila sekolah di kotamu dibuka kembali. Sharing pendapatmu di kolom komentar ya..

12 comments
  1. Baguslah jika murid dan ortu tetap diberikan opsi yakni mau hadir ke sekolah atau tetap daring. Di Palembang aja wacana tatap muka mulai mencuat dan mengkhawatirkan sebagian ortu (termasuk kakakku sendiri). Sebagaimana yang mbak tulis, anak sendiri bisa jadi sudah disiplin penerapan 3M, namun, belum tentu dengan kawan-kawannya yang lain.

  2. Akhirnya sekolah sudah mulai dibuka kembali secara perlahan. Kerasa banget saat saya tugas akhir kemarin (dan berhubungan dengan siswa sekolah) banyak orang tua yang curhat kalau belajar sistem daring banyak sekali kekurangannya. Bahkan ada orang tua yang terang-terangan bilang anaknya makin bodoh karena tidak adanya tatap muka dalam KBM.

  3. Nah setuju sekali bahwa segala SOP untuk membuka kembali keg belajar mengajar dengan tatap.muka harus benar2 disiapkan secara detil ya, unruk menghindari hal-hal yg tidak diinginkan..

  4. Alhamdulillah akhirnya sekolah dibuka lagi meskipun perlahan. Kasian juga generasi sekarang, nanti kalau dari awal sampai lulus ngga tatap muka sama sekali,nanti kebayang pas reuniannya gimana.
    Bismillah, semoga pandemi ini juga segera berlalu dan kita lekas kembali ke kondisi normal ya. Amiiin

    Fajarwalker.com

  5. saya sebagai orang tua pun deg-degan banget pasti kak kalau ada pemberlajaran tatap muka. mungkin kekhawatiran menurun ketika semua masyarakat sudah divaksin ya..semoga kita cepat bisa melalui pandemi ini aamiin

  6. Usia anakku masih akan masuk TK A rencananya, spertinya aku lebih memilih menunda masuk sekolah. Selama ini masih bisa membersamai anak jadi rencananya akan maksimal belajar di rumah dulu. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa sekolah

  7. Sulungku TK B Mbak, sampai saat ini sih masih BDR dengan sistem seperti anak Mbak yang TK A itu.
    udah berapa kali ada penyampaian dari sekolah bahwa sekolah dalam persiapan dibuka kembali tapi sampai hari ini sepertinya belum dapat ijin dari Dinas Pendidikan dan juga Pemkot.
    Lebih aman sekarang sih emang apalagi anak TK gitu kan masih harus extra dijagainnya.

  8. aku belum berani dan bisa beropini soal hal ini sih.. kalau di sekolah anakku, kebetulan sekolahnya ini bercampur dari TK sampai SMA di satu area. jadi potensi untuk bertemu dengan orang banyak sangat tinggi.. entah apakah nanti sekolah anakku punya kebijakan lain ya. kalau aku pribadi lebih penting sehat dan amannya dulu.

  9. Kalau SD kelas 6 sih saya setuju aja, Kak
    Pasalnya mereka sudah mengetahui dan mau mendengarkan protokol kesehatan yang disampaikan
    Masalah di lingkunganku tuh wali murid anak TK marah marah karena online sekolahnya

  10. Kalau saya sih lebih memilih sekolah daring karena walaupun effort-nya lebih berat, tapi kami bisa membangun bonding yang baik melalui sistem ini. Selain itu, kami juga belajar hal baru tentang cara mengajar agar selain memenuhi target sekolah, juga membuat anak paham dengan materi yang diajarkan.

  11. Mbak, kalau homeschooling panduannya apa???? Anakku masih dua tahun. Tapi ketika nggak bisa mikir pandemi sampe kapan jadi kepikiran homeschooling. Tapi masih dilema nanti kerjaan bakal kek gimana??? hiks

  12. Kalau di kota saya kayaknya masih belum dibuka tatap muka buat di sekolah. Tapi secara pribadi saya juga berharap sekolah bisa kembali seperti biasa agar anak-anak bisa kembali merasakan belajar dengan tatap muka meski mungkin tidak sebebas dulu lagi. Anak saya sendiri masih 4 tahun padahal rencananya tahun ini mau dimasukkan TK tapi kayaknya dipending tahun depan aja nunggu anaknya 5,5 tahun

Comments are closed.

You May Also Like