Penjelasan Ending Black Mirror Season 1

Black Mirror adalah serial televisi antologi Inggris yang dibuat oleh Charlie Brooker. Setiap episode punya genre yang berbeda, tetapi ceritanya kurang lebih berada di masa depan dengan teknologi yang sudah canggih. Serial ini didasarkan pada The Twilight Zone, sebuah serial televisi antologi horor fiksi ilmiah Amerika yang dibuat dan dipersembahkan oleh Rod Serling.

black mirror season 1 ending explained

The National Anthem

Pada akhir cerita, putri Susannah dibebaskan oleh penculiknya 30 menit sebelum tayangan perdana mentri have sex dengan babi disiarkan. Dalam hal ini, penculiknya pasti tidak bekerja sendirian. Dia mempunyai orang yang membantu untuk mengirimkan potongan jari manisnya ke stasiun TV tepat waktu. Perkiraan waktu antara penculik memotong jarinya sendiri dan waktu pengiriman paket sangat dekat. Hal itu terlihat ketika penculiknya bunuh diri, luka di tangannya masih basah.

Kesalahan pihak televisi dan polisi adalah dengan tidak melihat lebih jelas potongan jari tersebut. Padahal jika ingin diteliti, bisa saja mendapat petunjuk kalau itu potongan jari pria, dan bukan wanita.

Sayangnya, orang-orang lebih fokus dan lebih suka pada hal-hal yang tidak logis dibanding memikirkan cara bagaimana menyelamatkan putri Susannah. Seandainya mereka tidak fokus ingin menonton, mereka akan menemukan putri Susannah lebih cepat karena sang putri ada di jembatan di kota.

Pelaku penculikan ternyata seorang aktor, yang mana pasti punya dendam pribadi dengan perdana mentri. Atau bisa jadi aktor tersebut sudah tidak populer, dan agar namanya terus dikenang maka ia membuat suatu pertunjukan terakhir yang bisa menyatukan semua orang di dunia. Ya dengan cara membuat pertunjukan yang menjijikan seperti itu.

Baca Juga:  Terkuak! Ini dia konglogmerat pembeli Ankylosaurus, Dinosaurus termahal seharga USD $10 Juta

Penculik putri Susannah akhirnya mendapatkan ketenarannya kembali, walau mengorbankan nyawanya sendiri. Perdana Mentri mendapatkan kepopuleran akibat aksi heroiknya, tapi sayangnya tidak dengan istrinya. Istrinya berencana menggugat cerai suminya, karena perdana mentri sudah ‘sakit’ dan lebih memilih kepopuleran daripada keluarganya sendiri.

Fifteen Million Merits

Dalam episode ini menampilkan metafora yang terjadi di kehidupan kita. Ketika manusia berusia 21 tahun, dia otomatis masuk ke dalam dunia serba digital. Untuk mencari uang (yang disebut merits), orang-orang di sana disuruh mengayuh sepeda statis setiap hari. Merits yang sudah terkumpul hingga 15 juta bisa diturkan dengan golden tiket untuk ikut audisi Hot Shot, sejenis American Idol dipadukan dengan X-Factor.

Bing jatuh cinta dengan Abi, sehingga dia rela memberikan 15 juta meritsnya yang didapatkan dari warisan kakaknya untuk membeli golden tiket. Awalnya Bing adalah orang yang idealis, bahwa semua sistem yang dibuat adalah salah. Anyway, ada kemungkinan kakaknya Bing meninggal karena dia juga tidak suka dengan sistem ini. Meninggalnya bagaimana, kemungkinan ya bunuh diri karena depresi.

Bing pun akhirnya dapat kempatan tampil di acara Hot Shot dan mengeluarkan seluruh unek-uneknya. Lucunya, ternyata penampilannya malah disukai juri dan dia ditawarkan untuk mendapatkan channelnya sendiri, yang bisa menaikan status sosialnya. Awalnya Bing ragu, apakah dia akan menerimanya dan bersikap munafik dengan bekerja seminggu sekali atau menjadi idealis dan kembali ke status sosial rendahan dengan mengayuh sepeda setiap hari?

Baca Juga:  5 Drama Korea Terbaru di Bulan Untuk Mengisi Liburan

Ini pula lah yang membuat Abi yang tadinya ingin menjadi penyanyi, akhirnya berubah menjadi bintang film porno. Karena semua itu karena uang dan ingin hidup yang lebih layak, lebih nyata. Btw, jus penghilang gugup yang ditawarkan sesaat sebelum tampil (yang dipikir Bing penyebab Abi mengiyakan saat ditawari juri menjadi bintang Wraith Babes), sebenarnya nggak terlalu ngefek. Karena tanpa meminum jus itu pun, Bing tetap berkata “ya” pada tawaran juri. Jadi bukan karena itu yang menyebabkan Abi berubah pikiran. Emang dasarnya aja manusia, siapa sih yang nggak kepingin hidup enak?

Endingnya, Bing akhirnya menjadi salah satu orang yang ada di dalam sistem, menjadi entertainer. Hidupnya berubah? Yaa.. dia mendapatkan kamar yang lebih besar dan sesuatu yang “nyata” seperti pahatan kayu pinguin yang akan selalu mengingatkannya pada Abi. Tapi Bing tidak bahagia, terbukti dari dia minum jus lemon alias jus penghilang galau.

The Entire History of You

Liam di sini bukan orang jahat. Jonas dan Fi lah yang penjahat di sini. Liam di sini masih bersikap rasional, dan tidak dibutakan dengan emosi. Mungkin karena itu dia adalah seorang Pengacara. Coba kalau suami lain, pasti sudah marah besar dan sudah habis tuh Jonas.

Baca Juga:  Review Never Let Me Go, Film Tentang Manusia Yang Menjadi Donor Organ

Aku pikir bakal ada adegan Liam mau menghabisi Jonas dan Fi. Ternyata tidak ada, ah kecewa. Fi dan bayinya akhirnya pergi meninggalkan Liam seorang diri. Ya iyalah, mau gimana lagi. Fi sudah keterlaluan. Orang yang pernah selingkuh, kedepannya pasti akan selingkuh lagi, karena itu penyakit.

Liam lalu berfikir, apakah dia akan hidup dengan kenangan yang indah saja waktu bersama Fi atau menerima kenyataan dengan membiarkan kenangan itu hilang selamanya. Akhirnya Liam memutuskan untuk melepas alat perekam memori yang ada di telingannya. Memaafkan adalah cara untuk berdamai dengan masa lalu dan membuat hidup jauh lebih indah.

Adegan ini mengingatkanku pada film Jomblo yang dibintangi Ringgo, Dennis, Rizky dan Christian Sugiono. Rizky yang udah jelas2 naksir sama Rianti Cartwright, eh malah ditikung sama Christian. Emang sih, Christian lebih ganteng daripada Rizky. Tapi nikung temen sendiri WOYY!! Kok bisaa?!?!

Dulu aku sampai sedih banget nonton ending film ini. Eh, ternyata hal ini lumrah terjadi di dunia nyata. Biasanya orang yg tukang tikung ini juga hidupnya nggak indah. Entah dia bakal nabrak pohon, melewati jalan yang penuh batu krikil, atau mendapatkan ending yang nggak sesuai keinginannya.

You May Also Like