Kantong plastik berbayar menurutku percuma. IYA! Wacana mengurangi sampah plastik yang diakibatkan oleh penggunaan kantong plastik atau tas kresek sekali lagi PERCUMA kalau yang ‘diet’ adalah tas kresek mini market atau supermarket aja. Padahal justru sampah plastik banyak disumbang oleh kemasan refil minyak goreng, pewangi/pelembut pakaian, kemasan detergen, plastik mie instan, dll. Terlebih lagi kalau kasir mini marketnya sendiri nggak paham soal tujuan mengapa kantong plastik berbayar 200 rupiah.
Ini pengalamanku sendiri berbelanja di Indomaret dekat rumahku dan diplengosin (dijudesin) kasirnya gara-gara aku nggak mau bayar 200 rupiah untuk tas kresek.
Kantong Plastik Berbayar
Ada mini market baru saja dibuka di taman royal cluster edelweis. Sebagai warga sana, aku miris, sedih, sekaligus senang. Sedih karena warung tradisional akan kalah saingan. Senangnya karena nggak usah jauh-jauh ke cluster ebony kalau mau ke mini market.
Beberapa kali belanja ke sana, aku memang sengaja nggak mau bayar tas kresek seharga 200 rupiah, AKU MEMBAWA TAS KAIN SENDIRI.
Pada saat itu belanjaanku lumayan banyak, dan si mbak kasir yang pake jilbab menawarkan tas kresek 200 rupiah. Aku bilang nggak usah. Jadinya setelah aku membayar dan menerima struk, aku langsung deh dicuekin sama mbak kasirnya.
Batinku, tega nih orang. Udah nggak ngomong terima kasih (malah aku duluan yang ngucapin terima kasih saat nerima uang kembalian), eh nggak ada itikad baik bantuin masukin barang belanjaanku ke tas. Padahal saat itu aku lagi repot, nggendong anak bayi dan orang-orang di sekitar juga nggak ada yang inisiatif bantuin.
Mbak kasir ini sepertinya melihat aku sebagai ORANG PELIT yang nggak mau bayar 200 perak untuk TAS KRESEK.
Tapi kalau aku mikir bukan 200 rupiahnya. Kalau cuma 200 rupiah mah kecil,,, GUE PUNYA BANYAK! Kalau perlu gue borong semua tas kresek di mini market itu.
Kantong Plastik Berbayar
Aku mikir,, apakah efektif program pemerintah tentang kantong plastik berbayar 200 rupiah? Makanya aku mempeloporinya dengan membawa tas belanjaan sendiri.
Ternyata masyarakat Indonesia memang nggak siap untuk hal ini. Lalu siapa yang diuntungkan dari program kantong plastik berbayar ini? Apakah benar uang hasil penjualannya disumbangkan?
Entahlah, aku kok pesimis. Efek jera apaan? walaupun dengan kantong plastik berbayar pun, orang-orang masih tetap memakainya.
- Aku belanja baju di Matahari Department Store masih ditawarin tas kresek. Lha masa iya belanjaannya nggak pake tas kresek, banyak mau dibawa pake tangan?
- Orang-orang yang belanja di Smart Club Tangerang masih mau membayar kantor plastik walau harganya mahal 1000-2000 rupiah.
- Belanja barang branded seperti The Executive, Batik Keris, Guess, Gucci, dll yang dicari kan kantong belanjaanya, ada brand mereka, bikin bangga. Orang nggak akan percaya dan dianggap sebelah mata kalau kita habis belanja jutaan rupiah tapi pake tas kertas tulisan Go Green. Hadeeh..
Gue lebih rela bayar 200 rupiah kalau dapetnya tas kresek Matahari karena lebih besar, lebih tebal, daripada dapat tas kresek Indomart atau Alfamart yang tipis dan kecil.
Semoga supervisor atau manager mini market yang aku sebutin di atas lebih memperhatikan kinerja bawahannya.
Suamiku aku ceritain pengalamanku belanja di Indomart pakai kantong plastik berbayar juga gregetan. Lain kali kalau kasirnya nggak mau bantuin masukin barang belanjaan ke tas kainku, suruh aku beli 5 tas kresek sekaligus. Biar dikata kita nggak pelit, dan harga diri kasirnya turun.
Seberapa greget gue?
Gue belanja ke Indomart bawa tas kresek Alfamart. Kasirnya gue suruh masukin belanjaannya ke situ!
Comments are closed.