Gini, hari ini aku mau cerita kalau pagi-pagi sudah dibikin kesal sama 2 driver grab.
Seperti biasa, hari ini ada kiriman paket ke Jakarta. Paketnya sih agak besar, tapi bisa kok ditaruh di jok belakang motor dan diikat pakai tali rafia.
Setelah memasukan data penerima, langsung order grab. Pada saat driver ditemukan, aku memberi keterangan kirimannya berupa 1 kardus bekas rokok agak besar.
Nggak lama drivernya balas minta cancel.
Aku pikir apa karena dia merasa barangnya berat kali ya. Ya udah aku cancel.
Dapat lagi driver, kali ini aku nggak ngomong kalau kardusnya besar. Eh dia juga minta cancel. Sebel kan akutu. Apalagi dia maksa banget. Alasannya dia sudah tua, nggak kuat perjalanan jauh. Kenapa nggak driver grab aja yang cancel orderan? Kenapa harus customer?

Lalu aku mulai kesel nih. Aku buat order lagi. Kali ini aku nggak ngasi tau paketnya apa. Biarin driverya datang dulu ke rumah. Mau diambil atau enggak, atau minta batalin ya urusan nanti.
Lalu driver yang ketiga ini menjelaskan kalau perjalanannya jauh, otomatis besar juga biaya potongan untuk grab. Jadi dia minta diproses order manual aja.
Driver ojek online (Grab / Gojek) mengcancel orderan dari aplikasi sendiri yang akan terjadi adalah performa pada akun mereka akan menurun.
Untuk itu driver grab / gojek nyuruh penumpang yang cancel aplikasinya.
Akhirnya terpaksa pakai jasa driver grabnya tanpa aplikasi.
Was-was juga, tarif kiriman s/d 120k, gak bisa ditracking, kalau dia gak amanah ya amsyong.
Belum lagi ternyata suamiku itu orangnya gopoh. Dengan kepintarannya dia lupa meminta nomor telpon si driver. Boro-boro minta nomer telpon, nyatat plat nomernya aja engga. Jian.. pinter banget kok.
Uang sudah dibayar, paket dia bawa, kalau drivernya nggak jujur ya wasalam. Semoga drivernya jujur. Misalnya gak jujur, biar Tuhan aja yang balas.
Aku sih gak masalah mau manual atau lewat aplikasi, selama barang diantar dengan selamat. Trus driver ngejelasin dengan baik-baik.
Kalau aku nggak butuh jasa grab saat itu juga, mungkin sudah aku biarkan aplikasinya menggantung atau aku biarkan saja. Sampai drivernya kesal dan cancel sendiri. Lha yang minta dibatalkan kan driver, bukan customer.
Berhubung aku baik dan kasihan karena takut mematikan rejeki orang, ya udah aku yang cancel.
2 driver grab yang minta cancel gak ngejelasin, tau-tau minta order dibatalkan. Rugimu pak nolak rejeki.
Tapi sekali-kali jika kamu bertemu driver model begitu (misal bukan kirim barang melainkan yang ride), ya kalau si driver grab nggak mau membatalkan, ya sudah diamkan saja. Buka aplikasi gojek dan order gojek. Biar tau rasa, sekali-kali dikasi pelajaran biar nggak kebiasaan.
Update Desember 2019:
Ternyata, setelah beberapa kali melakukan order grab express dengan tidak memakai OVO alias bayar tunai, dan berat barang serta jarak tempuh tidak melebihi ketentuan grab, tidak menjamin driver grab mengambil orderanku
Driver grab datang ke rumah, lalu meminta cancel. Menyebalkan memang. Ingin rasanya membiarkan order tersebut menggantung sampai driver sendiri yang membatalkan. Tapi dengar-dengar kalau driver membatalkan maka seharian itu dia tidak akan mendapatkan order dari server grab. Kalau dinoaktifkan auto bidnya, nggak dapat orderan. Sekalinya diaktifkan auto bid, dapat orderan jauh.
Lalu kalau sudah begitu, customer juga yang disalahkan. Alsannya nggak berempati lah terhadap driver, mematikan rejeki driver lah, dan parahnya lagi driver grab kadang suka arogan marah-marah dan mengancam.
Cukup mengkhawatirkan sih menurutku, soalnya kalau cuma gara-gara begini si oknum driver gelap mata, bisa-bisa dia melakukan tindakan kriminal misal membunuh, merampok, atau menganiaya customernya. Ih amit-amit mudah-mudahan nggak kejadian. Jadi, walau nggondok, ya sudahlah lagi-lagi customer yang harus cancel orderan.
Memang sih dengan customer yang cancel kita nggak rugi uang, tapi rugi waktu. Time is money, ya sama aja sih.
Sejak saat itu, aku nggak pakai jasa grab express lagi untuk kirim-kirim barang. Bukannya mau menjelek-jelekan grab, tapi ini fakta berdasarkan pengalaman.
Ojol sebelah lebih ramah dan nggak pilih-pilih orderan. Jarang banget yang cancel walau kirimannya pernah jauh hingga 20 km. Akhirnya terseleksi, mana driver yang emang bekerja dengan tulus dan mana yang tidak. Buat driver yang nggak nolak rejeki tersebut, biasanya aku minta nomer hpnya, untuk next kiriman selajutnya nggak usah pakai aplikasi tapi tarifnya sesuai aplikasi agar dia dapatnya full nggak kena potongan plus dapat tips juga kalau jarak jauh.
Jadi, buat driver yang suka nolak-nolak rejeki, hati-hati lho pak. Tuhan bisa murka.