Dalam beberapa bulan terakhir, media sosial telah dibanjiri oleh berbagai tren dan tantangan yang tak terduga. Salah satu tren yang menarik perhatian banyak orang adalah mencuci baju menggunakan sabun cuci piring. Fenomena ini memicu berbagai diskusi dan perdebatan, terutama mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan sabun cuci piring untuk mencuci pakaian. Artikel ini akan mengeksplorasi fenomena ini, merangkum pandangan dari berbagai sumber, dan menyajikan kesimpulan yang berimbang.
Daftar Isi Artikel
Fenomena Mencuci Baju dengan Mama Lemon
Tren ini tampaknya dimulai dari beberapa video di platform seperti TikTok dan YouTube, di mana pengguna menunjukkan cara mencuci pakaian dengan sabun cuci piring seperti Mama Lemon. Video-video ini sering kali menampilkan hasil yang tampak memuaskan, dengan pakaian yang bersih dan segar. Efektivitas sabun cuci piring dalam menghilangkan noda membandel menjadi daya tarik utama dari tren ini.
Namun, di balik video-video viral ini, terdapat kekhawatiran dan pertanyaan tentang keamanan dan dampak jangka panjang dari penggunaan sabun cuci piring untuk mencuci pakaian. Untuk memahami lebih jauh, mari kita tinjau pandangan dari berbagai artikel dan sumber yang telah membahas topik ini.
Efektivitas Sabun Cuci Piring
Sabun cuci piring seperti Mama Lemon dirancang untuk menghilangkan lemak dan sisa makanan dari peralatan dapur. Kandungan bahan aktif dalam sabun cuci piring memang memiliki kemampuan menghilangkan noda yang kuat, yang mungkin juga efektif dalam mengatasi noda tertentu pada pakaian. Beberapa pengguna melaporkan bahwa sabun cuci piring efektif untuk menghilangkan noda minyak atau kotoran yang membandel pada pakaian.
Namun, efektivitas ini datang dengan beberapa catatan. Sabun cuci piring menghasilkan busa yang lebih banyak dibandingkan dengan detergen pakaian biasa. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan dalam proses pembilasan, di mana residu sabun dapat tertinggal pada pakaian. Residu ini tidak hanya bisa membuat pakaian terasa tidak nyaman dipakai tetapi juga berpotensi menyebabkan iritasi kulit.
Dampak pada Mesin Cuci
Salah satu kekhawatiran utama dalam menggunakan sabun cuci piring untuk mencuci pakaian adalah dampaknya pada mesin cuci. Mesin cuci dirancang untuk bekerja dengan detergen khusus yang memiliki tingkat busa yang rendah. Penggunaan sabun cuci piring yang menghasilkan busa berlebih dapat menyebabkan mesin cuci bekerja lebih keras dan berpotensi merusak komponen internalnya.
Rick Rome, CEO dari layanan cuci eco-friendly WashClub, menyarankan untuk tidak menggunakan sabun cuci piring pada mesin cuci karena dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Sabun cuci piring bisa menyumbat dan merusak bagian dalam mesin cuci, yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dan umur pakai mesin.
Dampak pada Kesehatan Kulit
Selain dampak pada pakaian dan mesin cuci, penggunaan sabun cuci piring untuk mencuci pakaian juga menimbulkan risiko terhadap kesehatan kulit. Sabun cuci piring tidak dirancang untuk kontak langsung dengan kulit dalam waktu lama. Beberapa pengguna melaporkan bahwa kulit mereka menjadi lebih kering dan gatal setelah menggunakan pakaian yang dicuci dengan sabun cuci piring.
Komposisi kimia dalam sabun cuci piring bisa lebih keras dibandingkan dengan detergen pakaian biasa, yang biasanya mengandung bahan-bahan yang lebih lembut dan aman untuk kulit. Penggunaan jangka panjang dari sabun cuci piring untuk mencuci pakaian dapat meningkatkan risiko iritasi kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Pendapat Para Ahli
Sebagian besar ahli kebersihan dan perawatan pakaian menyarankan untuk tidak menggunakan sabun cuci piring sebagai pengganti detergen pakaian. Mereka menekankan bahwa meskipun sabun cuci piring mungkin efektif dalam menghilangkan noda tertentu, penggunaannya tidak sebanding dengan risiko yang ditimbulkannya.
Sebagai contoh, Kompas Lifestyle mengutip beberapa ahli yang menekankan bahwa sabun cuci piring tidak diformulasikan untuk digunakan pada kain dan kulit manusia. Selain itu, sabun ini lebih sulit untuk dibilas sepenuhnya dari pakaian, yang berarti residu bisa tetap menempel dan menyebabkan masalah kesehatan.
Testimoni Pribadi
Informasi “sesat” ini aku dapatkan dari ibu mertuaku ketika beliau melarang menggunakan detergen bubuk dan menyarankan untuk menggantinya dengan sabun cuci piring. Tidak lama aku menemui banyak sekali testomoni ibu-ibu di sosmed yang sudah menggunakan cara ini untuk mencuci pakaian mereka. Akhirnya aku pun mencoba, ku pikir.. apa salahnya ya dicoba? Harga detergen cair 2x lipat harga sabun cuci piring. Pakai dengan takan yang sama lumayan bisa menghemat pengeluaran nih.
Busa Tidak Banyak
Berbeda dengan pernyataan di atas, aku tidak menjumpai busa yang berlimpah ketika mencuci baju menggunakan sabun cuci piring. Malah aku merasa, mencuci baju menggunakan mama lemon justru sedikit busanya dan lebih enak ketika pembilasan.
Menghilangkan Baru Keringat yang Menempel di Baju
Aku punya pengalaman ketika mencuci kaos dalam suami menggunakan detergen bubuk maupun cair, bau kecutnya masih belum hilang walaupun sudah dibilas menggunakan pelembut dan pewangi pakaian. Bahkan dengan cara merendam pakaian terlebih dahulu pun tidak serta merta menghilangkan baunya dan hanya kotoran saja. Namun setelah menggunakan sabun cuci piring, kaos dalam yang dicuci tadi sudah tidak bau lagi.
(Belum) Merusak Baju
Sejauh ini aku belum menemukan baju yang rusak atau warnanya berubah. Aku juga tidak begitu peduli karena baju yang aku punya tidak terlalu mahal jadi kalaupun sampai rusak, mungkin memang kualitas kainnya saja yang jelek dan sudah waktunya ganti. Secara logika, memang detergen dalam pernyataannya dirancang khusus sesuai dengan jenis kain agar ketika dicuci warna kain tidak pudar atau berubah teksturnya. Tapi entahlah, apalah itu fakta atau cuma penyataan untuk bahan promosi aku juga tidak tahu.
Kesimpulan
Aku sendiri juga bingung, karena sejatinya mencuci baju menggunakan sabun cuci piring di mesin cuci dua tabung atau mencuci menggunakan tangan bisa dilakukan dan tidak akan membuat tangan iritasi. Karena formulasi sabun cuci piring tentunya dibuat lebih lembut untuk tangan karena bersentuhan langsung dengan tangan. Justru detergen lah yang sering mendapatkan komplain karena sering membuat panas dan gatal-gatal saat bersentuhan dengan kulit. Berbeda sekali dengan pernyataan para ahli, kan?
Lalu sabun cuci piring megandung lebih banyak busa daripada detergen cair? Tidak selalu ya. Jika sabun cuci piring terlalu banyak busa dan licin, maka sudah sejak dulu ibu-ibu komplain karena mencuci piring bukannya keset malah licin dan bikin lebih banyak air untuk membilasnya.
Sampai saat ini, aku masih kombinasi mencuci menggunakan detergen cair dan mama lemon.
Nah, kamu sendiri punya pengalaman yang serupa tidak mencuci baju menggunakan mama lemon atau sabun cuci piring? Kalau ada yang mau meneliti tentang hal ini, boleh banget lho dishare hasilnya di sini. Supaya kita para ibu juga bisa bertambah wawasannya.
Sumber: Mama Lemon, Kompas, Flokq