Topik hangat hari ini tentang berkebun emas. Ada larangan dari BI (Bank Indonesia) kepada Bank-bank di Indonesia memberikan kredit kepada nasabah untuk pembiayaan gadai emas, berkebun emas. BI lebih menyarankan untuk memberikan kredit ke UKM dan ke sektor riil.
Tujuan dari gadai emas ala berkebun emas ini adalah spekulasi harga emas. Jadi dengan selisih harga emas (misal tahun lalu) dengan tahun ini naik, maka si investor akan untung.
Untuk lebih jelasnya tentang teknis berkebun emas, bisa baca bukunya Rulli Kusnandar yang berjudul Cara Cerdas Berkebun Emas, murah cuma Rp 50.000 di toko buku.
Tapi secara singkat bisa saya kutip dari laman vivanews.
Berkebun Emas
Mulyadi mencontohkan, misalnya investor yang mempunyai uang Rp500 juta kemudian membeli emas sebanyak satu kilogram (kg). Kemudian, emas satu kilogram itu dijaminkan dengan cara digadaikan sehingga mendapatkan dana Rp400 juta. “Terus uangnya dibelikan lagi emas 0,8 kg, sehingga dengan uang Rp500 juta sekarang bisa mendapatkan emas 1,8 kg,” ungkapnya. (vivanews.com)
Biasanya emas tersebut digadaikan di pegadaian atau bank syariah, karena taksiran gadainya lebih tinggi. Selama ini, investasi tersebut kerap terjadi di perbankan syariah. BNI Syariah mulai perketat bisnis gadai emas dan Bank Syariah Mandiri juga membatasi gadai emas. Sedangkan Bank Muamalat yang pertama, murni syariah memang tidak memiliki gadai emas karena mereka ingin benar-benar menjalankan prinsip perbankan syariah.
Berkebun emas ini bukan money game, ini real. Sebenarnya banyak manfaatnya, bisa untuk nabung naik haji, bisa untuk nabung cicilan rumah, dll. Tetapi investasi emas ini bukan investasi yang cocok untuk jangka panjang. Maksudnya.. jika kamu punya uang 50 juta, daripada kamu investasikan emas, lebih baik uangnya kamu pakai untuk uang muka beli property yang menguntungkan. Walaupun teknisnya lebih mudah investasi emas daripada property, untuk orang awam sangat mudah, bahkan bagi kamu anak kuliahan juga bisa mencoba.
Solusinya?
Ya kalau mau berkebun emas, nggak usah mencolok, nilai kecil saja. Selebihnya, investasikan uangmu untuk belajar berkebun property :)
Saya sendiri mulai 2012 memulai investasi emas, targetnya beli 5 gram emas setiap bulan, sehingga dalam satu tahun diharapkan emas yang terkumpul cukup untuk dijual dan sebagai uang muka rumah lagi, bukan tujuannya berkebun emas atau digadaikan. Walaupun sudah punya satu rumah di Surabaya, tetapi seumpama saya jadi pindah ke Jakarta, Depok atau Tangerang, saya ingin punya rumah sendiri, nggak mau jadi kontraktor (orang yang suka ngontrak). Lagian misi punya rumah sebanyak jumlah anak masih saya pegang :D Kalau dikasi Tuhan, saya pingin punya 4-5 anak, amin..
Saya lebih suka membeli emas UBS (Untung Bersama Sejahtera) daripada emas Antam atau di Pegadaian. Karena harganya lebih murah (sedikit). Untuk mendapatkan emas UBS, kalau di Surabaya kamu bisa membelinya di Mall BG Junction. Ada satu toko emas namanya Parikesit, diantara toko-toko emas lainnya, itu paling murah. Saya sudah beberapa kali beli di sana, koko yang jual sampe hapal, dan sebel kali ya karena ditawar terus, hehe..
Yang ditakutkan di masa depan sebenarnya bukan kelangkaan emas di dunia, tetapi perak dan timah. Karena kita banyak menggunakan perak dan timah. Entah ceritanya bagaimana, tetapi emas masih akan ada sampai kapanpun.
Comments are closed.