Sebenarnya sudah lama aku ingin membahas tentang film Never Let Me Go -diadaptasi dari novel Kazuo Ishiguro- yang aku tonton di Netflix beberapa hari lalu. Film ini dibintangi oleh Carey Mulligan, Andrew Garfield, dan Keira Knightley.
Jadi film Never Let Me Go ini bercerita dimana ada masa orang-orang bisa mencapai umur lebih dari 100 tahun dan dapat menghindari penyakit kanker dengan cara mendapat donor organ dari pendonornya (jantung, hati, ginjal, kornea mata, dll).
Review Film Never Let Me Go
Nah, untuk mendapatkan donor itu dibuatlah manusia-manusia yang sudah ditentukan takdirnya untuk penjadi donor organ manusia. Ada sekolah-sekolah (salah satunya Hailsham) yang mendidik anak-anak hingga 17 tahun dan siap menjadi pendonor organ. Umumnya mereka meninggal dibawah usia 30 tahun setelah melakukan donasi yang kedua atau ketiga.
Cerita Never Let Me Go menceritakan tentang cinta, persahabatan dan kenangan. Mungkin bagi penonton agak tidak masuk akal, mengapa mereka mau saja menerima takdir sebagai pendonor organ? Mengapa tidak ada yang berontak dan melarikan diri? Mengapa mereka pasrah?
Jadi aku agak kesal sebenarnya menonton film ini, tetapi aku nggak bosan nontonnya walaupun sudah lebih dari 5x. Aku sampai berimajinasi kalau ada cerita lanjutan tentang orang-orang yang sudah ditakdirkan menjadi pendonor organ manusia tetapi mereka membangkang. Walaupun mereka kloningan manusia, tetapi mereka kan juga manusia.
Spoiler Film Never Let Me Go
Pada akhirnya, sekolah-sekolah yang dulu mendidik anak-anak untuk menjadi pendonor organ manusia itu (termasuk Hailsham School) ditutup dan setelah belasan tahun kondisinya menjadi seperti peternakan. Kosong, tidak terurus karena semua siswanya sudah dewasa dan mereka tidak melanjutkan program donor manusia.
Kalau kamu sudah nonton filmnya dan penasaran agar bisa dapat penjelasan sejelas-jelasnya tentang cerita ini, ya baca novelnya, Hehehe…
